Firman Allah, “Yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabnya dengan suara yang lembut.” (Maryam [19]: 3) menunjukan tentang adab berdoa, yaitu bahwa berdoa dengan suara yang lembut dan lirih itu fianjurkan.

Syaikh Asy-Sya’rawi rahimahullah (w. 1418 H) menjelaskan bahwa di anatara adab berdoa ialah hendaknya kita berdoa sebagaimana yang dia perintahkan kepada kita, “Berdoalah kepada Rabmu dengan berendah diri dan suara yang lembut,” (Al-A’araf [7]: 55 dan, “Dan sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (Thaha [20]: 7) Maknanya, apa yang lebih tersembunyi itu termasuk rahasia. Karena sebelum menjadi rahasia, Allah tahu bahwa ia akan menjadi rahasia.

            Oleh karenanya, Syaikh Asy-Sya’rawi rahimahullah menjelaskan lebih lanjut bahwa, Allah menjadikan doa yang lembut sebagai doa yan paling baik. Karen jika seorang berdo dan ada orang lain yang mendengarnya, ia menganggap doanya kurang mantap hingga do aini menjadi rahasia antara dia dengan Rabnya saja dan apa yang dimintanya tidak dibongkar dihadapan manusia. Karena Allah itu maha menutupi, bahkn tehadap orang-orang yang gemar bermaksiat sekalipun. (Lih. Tafsir Asy-Sya;rawi: 15/9023)

            Sementara itu, Syekh Wahbah Az-Zuhaili Rahimahullah (w. 1436 H) menegaskan bahwa sebenarna mengeraskan dan merendhakan suara dlam berdoa itu sama saja disisi Allah. Sebagaimana firman-nya, “Berdoalah kepada Rabmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’araf [7]: 55), tetapi Zakariyah alahi as-salam bermunajat dan berdoa kepada Rabnya di mihrabnya dengan suara yang lembut. Dan ini lebih utama karena jauh dari riya’ dan dekat kepada keikhlasan. Dan juga, agar beliau tidak dicela oleh manusia karena meminta dikaruniai anak Ketika berusia senja. (At-Tafsir Al-Munir: 16/57-58)

            Maka, benarlah apa yang disimpulkan oleh Imam Al-Qurthubi rahimahullah (w. 671 H) bahwa yang disunnahkan dalam berdoa ialah berdoa dengan suara yang lembut. Ayat ini (surat Maryam [19]: 3) juga menegaskan hal itu; Karena Allah memuji Zakariya yang berdoa dengan suara lembut. (Li. Al-Jami’: 11/76)

Hal yang sama juga disebutkan oleh Imam Asy-Syuyuthi rahimahullah (w. 911 H) bahwa surat maryam ayat 3, “Yaitu tatkala ia berdoa kapada Rabnya dengan suara yang lembut,” berisi tentang disunahkannya bersuara lembut (pelan) dalam berdoa. (Al-Iklil hal. 173)

“Bisikan-bisikan ketundukan yang jujur bisa menggoncang pintu-pintu langit ‘dengan suara yang lembut.’ Mahasuci Allah Dzat yang mendengar derap semut hitam yang berjalan di atas batu pada malam yang gulita.” (Syaikh Abu Hamzah Al-Kinani)